Kata pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi allah
SWT yang telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum di ketahuinya dan
memberikan hidayah dan rahmat-Nya antara lain berupa
kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan makalah
ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diperlukan penulis
demi kesempurnaan penulisan makalah ini pada masa yang akan mendatang.
Akhir kata
dengan segala kerendahan hari penulis mengucapkan mohon maaf dan terima kasih,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
Aamiin...
Wates,
20 November 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar.................................................................................................... 1
Daftar
Isi............................................................................................................. 2
Bab.
I Pendahuluan................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang...................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 3
Bab.
II Pembahasan................................................................................. 4
2.1 Unsur Komunikasi................................................................. 4
2.2 Jenis – Jenis
Komunikasi Perkantoran................................... 8
2.3 Asas Komunikasi
Perkantoran............................................... 9
2.4 Komunikasi Intern............................................................... 10....
2.5 Komunikasi Tulisan............................................................. 12
Bab.
III Penutup...................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan Dan
Saran........................................................ 18
Daftar
Pustaka................................................................................................... 19
Bab I Pendahluan
1.1
Latar Belakang
Komunikasi adalah penyampaian warta
yang mengandung macam – macam keterangan dari seseorang kepada orang lain.
Dalam komunikasi itu sekaligus tercakup penyalinan secara cermat gagasan –
gagasan dari seseorang kedalam pikiran orang lain itu sehingga tercapai pengertian
yang ditentukan atau menimbulkan tindakan – tindakan yang diharapkan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Unsur
komunikasi?
2. Jenis
komunikasi perkantoran?
3. Asas
komunikasi perkantoran?
4. Komunikasi
intern?
5. Komunikasi
tulisan?
Bab II Pembahasan
2.1 Unsur Komunikasi
1. pengiriman
warta (communicator)
2. warta,
keterangan atau buah pikiran
3. alat
atau sarana untuk menyampaikan warta
4. isyarat
yang dipancarkan oleh alat/sarana yang bersangkutan
5. penerima
warta (communicatee)
contoh: misalnya seoang kepala
pabrik melaporkan hasil pabrik kepda direktur perusahaan, maka dalam hal ini
terjadi comunication. Pengirim wartanya
adalah kepala pabrik itu, wartany mengenai jumlah hasil produksi barang
yang diseleseikan, alatnya tata hubungan ialah pesawat telepon, isyaratnya
berupa bunyi deringan bel dan kata – kata yng terdengar melalui alat itu,
sedang penerima wartanya adalah direktur perusahaan.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi
modern dewasa ini, alat – alat tata hubungan itu telah sangat beraneka ragam
dari yang sederhana samoai pewasat radio, televisi, telex dan peralatan
elektronika lainnya. Apabila penyampaian warta itu dilakukan dalam rangka
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu pada suatu organisasi, maka ini
lazimnya disebut administrative communication utnuk membedakaknnya dengan
communication dalam arti perhubungan, sedang pelaksanaannya dalam bidang
tatausaha pada suatu kantor juga dikenal dengan office communication.
Untuk memperjelas pengertian tata
hubungan ini dapatlah dikutipkan 2 perumusan dari ahli – ahli di bidang ini.
Jika ditarik kesimpuan dari 2 perumusan tadi bahwa tata hubungan pada pokoknya
suatu rangkaian kegiatan yang menyampaikan warta dari seseorang kepada orang
lain dalam rangka kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi, dalam
suatu organisasi atau kantor yang sudah besar proses komunikasi
administratifnya tidaklah sedemikian sederhana. Masih banyak unsur – unsur
lainnya yang masuk kedalam proses itu seperti misalnya berbagai alat yang
dipakainya atau tata cara penyampaian wartanya.
Bagan yang terperinci mengenai
komunikasi telah disusun oleh Claude E. Shannon dan Warren Weaver dalam bukunya
The Mathematical Theory of Communication:
Dari gambar di atas bahwa
tatahubungan itu meliputi (1) sumber warta, (2) wartanya itu sendiri, (3) alat
pengirim warta, (4) isyarat yagn dikeluarkan oleh alat pengirim itu, (5) sumber
ganguuan, (6) isyarat yang diterima, (7) alat penerima yang menyajikan, (8)
wartanya, dan (9) pihak yang dituju. Ini masih dapat ditambah reaksi dari si
penerima warta iu dan struktur organisasi sebagai lingkup ilngkungan suasananya
maupun sesuatu maksud khusus dari penyampaian warta itu.
Kalau misalnya seorang direktur perusahaan
memberi perintah dengan telepon kepada seorang kepala bagian agar melaporkan
pesanan – pesanan yang masuk, tejadilah suatu hubungan dari atas ke bawah.
Menurut proses terlukis di atas, sumber wartanya ialah pikiran direktur itu,
isi wartanya adalah tentang laporan pesanan, sedang alat pengirimnya ialah
pesawat. Warta itu dengan isyarat yagn berupa perkataan – perkataan diterima
oleh alat penerima yang dalam hal ini ialah pesawat si kepala bagian, kemudian
isyarat yang diterima itu setelah diubsh kembali menjadi warta diteruskan
sampai ke pikiran si pejabat.
Pikiran kepala bagian inilah yang
merupakan tempat tujuan warta itu. Selama dalam perjalanannya dari alat
pengirim sampai ke alat penerima, warta itu dapat menemui gangguan – gangguan.
Pada contoh di atas gangguan itu misalnya berupa suara gaduh disekeliling 2
orang yang sedang mengadakan hubungan itu. Atau gangguan itu dapat datang dari
pesawat telepon yang tidsk dapat meyampaikan warta itu dengan jelas karena ada
alat – alatnya yang rusak.
Gangguan – gangguan yang timbul
dalam proses hubunga akam menambah, mengurangi, atau memutar balikan warta yang
dikirimkan itu. Jadi, tidak jarang suatu warta setelah sampai ke tempat
tujuannya, ternyata isinya sudah tidak lagi sama seperti yang dimaksudkan sumbernya.
Dalam sebuah organisasi, suatu perintah yang disampaikan dari pucuk pimpinan
dengan melalui berbagai tingkat tetejenjang lebih besar kemungkinannya menerima
bermacam – macam gangguan. Setelah sampai kebawah perintah tersebut sudah tidak
sesuai dengan apa yang dimaksudkan pihak pimpinan. Inilah salah satu sebab pula
mengapa sebuah organisasi sebaiknya mempunyai saluran hubungan yang sependek –
pendeknya dari atas sampai ke bawah.
2 tujuan
tatahubungan menurut Keith Davis, yaitu:
1. to
provide the information and understading necesary for group effort ( The SKILL
to work )
untuk menyediakan keterangan dan pengertian yang
diperlukan bagi usaha bersama dari kelompok itu ( KEMAHIRAN kerja )
2. to
provide the attitudes necessary for motivation, coorperation, and job
satisfaction ( The WILL to work )
untuk mengusahakan sikap – sikap yang diperlukan
bagi tercapainya dorongan kerja, kerjasama, dan kepuasan dalam pekerjaan (
KEMAUAN kerja )
menurut Davis komunikasi yang lebih
baik menghasilkan pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik, sedang persatupaduan
antara kemahiran kerja dan kemauan kerja itu akan menghasilkan karya yang
terbaik.
Menurut para ahli Inggris Geoffrey
Mills dan Oliver Standingford tujuan atau fungsi kantor tatausaha ialah
penyediaan suatu pelayanan mengenai komunikasi dan warkat (the providing of a
service of communication and record). Lalu kedua ahli itu membahas tentang
communication service dan mengawalinya dengan pernyataan demikian:
“Communication is one of the
fundamental functions of the office and a process essential to aal froms of
business. Is the process of conveying information from one person to another
trough the post, by telephone, teleprinter, messenger service, or by orther
means. The term communication should be interpreted widely znd not taken as
including only such obvious things as letters and telephone calls to and from
person outside the bisiness; it includes also the transmission of memoranda,
reports, intstructions, invoices, orders, estimate, drawings, and even samples.
The majority of business
communications are received or orginated by the office in the course of its
work. The office manager has, therefore, the responbility of maintaining a
communication service as part of the office organization”.
(komunikasi adalah salah satu
fungsi – fungsi pokok kantor dan suatu proses yang penting bagi semua bentuk
perusahaan. Komunikasi adalah proses menyampaikan informasi dari satu orang
kepada orang lai melalui pos, dengan telepon, teleks, pelaya nan pesuruh, atau
saranan – sarana lain. Istilah komunikasi harus ditafsirkan secara luas dan
tidak dianggap sebagai melipuaranan – sarana lain. Istilah komunikasi harus
ditafsirkan secara luas dan tidak dianggap sebagai meliputi hanya hal – hal
yang demikian jelas seperti surat – surat dan hubungan – hubungan telepon
kepada dan dari orang – orang diluar perusahaan; ini juga meliputi penyampaian
memo – memo, laporan – laporan, perintah – perintah, faktur – faktur, pesanan –
pesanan, perkiraan – perkiraan, gambar – gambar dan bahkan contoh – contoh.
Sebagian besar komunikasi
perusahaan diterima atau dimulai oleh kantor dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Oleh karena itu, manajer perkantoran harus mempunyai tanggung jawab utuk
memelihara suatu pelayanan komunikasi sebagai suatu bagian dari organisasi
perkantoran).
Komunikasi ini merupakan salah satu
tugas atau pelayanan yang harus ditunaikan oleh setiap kantor dibawah pimpinan
manajer perkantoran untuk kepentingan seluruh organisasi maupun pucuk
pimpinannya.
2.2 Jenis Komunikasi Perkantoran
Jenis
– jenis komunikasi perkantoran yang sistematis oleh J.C Denyer (Ofiice
Management, 1975) yaitu:
1. sistem
komunikasi tulisan (Written Communication)
meliputi surat yang dikirim melalui
pos atau petugas pengantar sendiri. Telegram, dan warkta tertulis lainnya.
2. Sistem
komunikasi lisan (Oral Communication)
Meliputi telepon untuk hubungan ke
luar maupun dalam kantor sendir, radio, atau hanya corong suara.
3. Sistem
mekanis (Mechanical System)
Ini meliputi pipa udara, ban
berjalan, teleks sampai televisi.
4. Sistem
panggilan petugas (Staff Location System)
Sistem komunikasi ini dipakai untuk
mencari, menemukan, dan memanggil seseorang petugas dalam suatu lingkungan
bangunan atau badan usaha yang luas seperti manajer produksi di beberapa pabrik
atau dokter dihospital. Sarannya meliputi sistem radio, pengeras suara, bunyi
bel, atau tanda lampu.
Cara dan alat yang dapat digunakan
untuk mengadakan hubungan dalam suatu organisasi:
a. Wawancara
khusus
b. Rapat
kerja, konperensi, atau pertemuan segenap anggota organisasi atau pegawai dalam
suatu perusahaan
c. Pembicarran
telepon
d. Penerbitan,
misalnya warta harian yang ditebitkan oleh sebuah perusahaan untuk para
pekerja, atau majalah, buku petunjuk, buku pedoman, brosur amanat dari pimpinan
organisasi ataupun penerbitan – penrbitan khusus lainnya.
e. Surat
edaran
f. Papan
pengumuman
g. Plakat
h. Laporan
tahuna kepada para anggota organisasi atau pegawai dalam suatu perusahaan
i.
Surat yang dikirimkan langsung kepada
pegawai
j.
Films, slides, dan alat lainnya yang
serupa
Jika
semua daya upaya di atas dijalankan, maka pasti tejamin hubungan –hubungannya
lebih baik antara pihak pimpinan dengan bawahannya maupun di antara para
bawahan itu. Dengan adanya hubungan yang lebih baik, terjamin pulalah suatu
kerjasama yang lebih sempurna dalam mencapai tujuan organisasi itu.
2.3 Asas Komunikasi Perkantoran
4
asas pokok komunikasi menurut Geoffrey Mills dan Oliver Standingford harus
harus diterapkan agar dapat melakukan tugas utama membina sistem komunikasi
dengan sebaik – baiknya. Yaitu:
1. Komunikasi
berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain. Komunikasi
hanya bisa terjadi diantara orang – orang. Oleh karena itu, penting sekali
memperhatikan dua berpikir dalam rangka faktor ini.
2. Orang
hanya bisa mengerti sesuatu hal denga menghubungkannya pada suatu hal lain yang
telah dimengerti. Dalam berbicara atu menulis kepada orang lain, perlulah
mempertimbangkan mengenai apa yang telah diketahuinya. Misalnya orang alhi
hukum tidak boleh semau – maunya mempergunakan istilah – istilah hukum yang
tidak dimengerti orang biasa.
3. Orang
yang melakukan komunikasi mempumyai suati kewajiban untuk membuat dirinya
mengerti. Pengiriman warta tidak dapat semata – mata menyalhkan pihak penerima
bilamana wartanya tidak dimngerti. Kemungkinan sekali pengirim warta tidak
boleh memilih kata – kata yang tepat atau tidak memberikan penjelasan yang
memadai.
4. Orang
yang tidak mengerti dalam menerima warta mempunyai suatu kewajiban untuk
meminta suatu penjelasan. Penerima warta tidak dapat semata – mata menyalahkan
pihak pengirim bilamana wartanya tidak dimengerti. Mungkin ia memerlukan
penjelasan tambahan yang harus dimintanya.
7
faktor utama yang dikemukan oleh Mills dan Standingford untuk menetapkan suatu
saran yang tepat bagi suatu keperluan:
a.
Kecepatan
b.
Kecermatan
c.
Keselamatan
d.
Kerahasiaan
e.
Warkat
f.
Kesan
g.
Biaya
2.4 Komunikasi Intern
1. Hubungan
tegak (vertikal)
Merupakan proses menyampaikan
sesuatu warta dari pihak pimpinan kepada para pegawai (vertikal ke bawah) maupun dari pihak bawahan
kepada pimpinan (vertikal ke atas)
2. Hubungan
datar (horisontal)
Adalah hubungan di antara para
pejabat atau satuan pada tingkat jenjang organisasi yang kurang lebih
sederajat.
Pada pokoknya hubungan vertikal ke
bawah berwujud perintah dan petunjuk. Dalam mengemudikan sebuah perusahaan
pimpinan perusahaan tentu harus mengeluarkan perintah – perintah. Perintah –
perintah itu dapat diberikan secara lisan maupun tulisan. Perintah yang
diberikan secara lisan dapat membuat si pejabat dan bawahannya lebih saling
mengenal. Kalau perintah yang diberikan itu belum jelas, bawahan dapat pula
langsung bertanya. Apabila proses ini berlangsung dengan baik, hubungan pribadi
antara 2 orang itu menjadi akrab. Ini akan memperbesar semangat kerjasama yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Demikian pula salura perintah dan
tanggung jawab yang resmi menjadi lebih lancar. Tetapi, perintah lisan tidak
selalu tepat untuk dipergunakan. Menurut Charley Broaded pada umumnya perintah
lisan hanya baik digunakan apabila:
1. Apa
yang diperhatikan itu merupakan tugas yang sederhana
2. Bawahan
yang diperintah itu pernah menjalankannya
3. Perintah
itu akan selesai dalam waktu yang singkat
4. Kekeliruan
yan gmungkin terjadi tidak mempunyai akibat besar
5. Pejabat
yang memberi perintah berada didekat bawahannya dan sewaktu – waktu memeriksa
pelaksanaan perintahnya itu
6. Dalam
keadaan darurat, sehingga tiada waktu untuk membuat perintah tertulis
Perintah
tertulis sebaiknya diberikan dalam hal - hal yang bersifat khusus. Menurut
Broaded ada beberapa hal yang mengaharuskan suatu perintah secara tertulis:
1. Tugas
yang diperintahkan akan berlangsung dari 1 bagian ke bagian yang lain
2. Tugas
itu sifatnya ruwet dan terperinci
3. Bawahan
yang diberi perintah itu harus mengerjakannya ditempat lain
4. Pegawai
yang bersangkutan telah berulang – ulang gagal melaksanakan perintah yang
diberikan secara lisan
5. Tugas
itu harus dilanjutkan oelh pegwai – pegawai yang bertugas pada kesempatan
berikutnya
6. Perintah
itu harus berjalan dari pucuk pimpinan ke bawahan dengan melalui berbagai
tingkat jenjang organisasi
7. Seseorang
pekerja tertentu harus memikul tanggung jawab akan keberesan apa yang
diperintahkan itu
8. Kekeliruan
yang mungkin terjadi mempunyai akibat besar
2.5 Komunikasi Tulisan
Menurut
John Riebel penulisan faktawi melibatkan 6 unsur, yaitu:
1. Ketrangan
faktawi (factual information)
2. Penataan
(outlining/organization)
3. Bahasa
(language)
4. Kendala
waktu (timing)
5. Penyajian
(prensentation)
6. Pihak
pembaca(reader-audience)
Dalam bahasa indonesia
dikenal dua perkataan untuk menyatakan pengertian writing dalam bahasa inggris,
yakni:
-
Menulis
-
Mengarang
Menurut kamus umum
bahasa indonesia dari W.J.S Poerwadaminta/pusat pembianaan atau pengembangan
bahasa, kata nulis dapat berarti:
-
Membuat huruf, angka dan sebagainya
dengan pen, pensil, kapur dan sebagainya
-
Melahirkan pikiran atau perasaan dengan
tulisan, seperti mengarang, membuat sarana atau sebagainya
Dalam perkembangan selanjutnya, arti
pangkal itu mengalami perluasan sehingga kini mmpunyai serangkaian arti
pengkhususan (specialized meanings) sebagai berikut:
-
To describe (melukiskan),
-
To communicate by letter (menyampaikna
dengan surat),
-
Be the author of (menjadi pengarang
dari),
-
Draw up or draft (menyusun atau
merancang).
Dari semua unsur yang
terlibat dalam penulisan, yang perlu diuraikan lebih lanjut ialah bahasa
(terutama segi – segi bahasa tulis danasas – asas menyajikan tulisan).
Pada umumnya dapat
diterima batasan tentang bahasa (language):
“a system of
communication by sound, i.e.,throught th organs of speech and hearing, among
human beings of certain group or community, using vocal symbol possesing
arbitary conventional meaning.”
(suatu sistem
konumikasi dengan bunyi, yaitu melalui alat – alat pembicaraan dan pendengaran,
di antara manusia dari suatu kelompok atau masyarakat tertentu yang menggunakan
lambang – lambang suara yang memiliki arti –arti sembarang berdasarkan
kesepakatan).
Menurut Funk &
Wagnalls Modern Guide to Synonyms And Related Word (1968) pengertian bahasa
juga mempunyai beberapa makna, yaitu:
-
Dalam pengertian yang terluas bahasa
mewakili pengungkapan pikiran dengan suatau sarana apapun. Misalnya bahasa
bunga (the language of flowers)
-
Dalam pengertian yang lebih terbatas
bahasa mengacu pada keseluruhan kata – kata dan penggabungannya yang telah
disistematiskan dan dikukuhkan oleh kelaziman cara pemakaian oleh anggota –
anggota dari suatu bangsa atau rakyat pada suatu masa tertentu. Misalnya bahasa
Inggris (the English language)
-
Dalam pengertian yang spesifik
baertalian dengan suatu cabang ilmu atau bidang kegiatan, bahasa menunjukkan
pada segenap perkataan atau ungkapan yan gdipergunakan dlam medan khusu itu.
Misalnya bahasa matematik (the language of mathematics)
Setelah ditelaah dari
linguistik modern dewasa ini menghasilkan bahasa mempunyai sifat dasar, yaitu:
1.
Semua bahasa merupakan sistem – sistem
kesepakatan manusia (human convention) dan bukan sistem –sistem dari kaidah
kealaman (natural laws).
2.
Setiap bahasa bersifat khas (unique)
dalam lafal, tatabahasa, dan kosakatanya. Suatu bahasa tidak dapat dilukiskan
dalam kerangka logika atau suatu bahasa teoritis yang ideal ataupun berdasarkan
sesuatu bahasa lain.
3.
Semua bahasa bersifat dinamis dan
perubahannya adalah wajar serta ajeg. Dengan demikian, suatu “aturan”
(“rule”)dalam suat bahasa hanyalah merupakan suatu pernyataan mengenai praktek
dewasa ini.
4.
“ ketepatan ” (“correctness” )hanya
dapat didasarkan pada kelaziman dari cara pemakaian (usage) dan semua cara
pemakaian bersifat relatif.
Untuk keperluan
penulisan faktawi diperlukan bahasa tulis (writte language), yaitu bahasa yang
dinyatakan dengan hirif dan tanda baca.
Kesimpulannya,
alenia – alenia mewujudkan tulisan yang dalam pekerjaan perkantoran terutama
berupa surat dan laporan. Oleh karena itu informasi yang bersangkutan harus
disampaikan dan dimengerti oleh pihak lain, maka bahasa tulis untuk melakukan
komunikasi harus jelas. Suatu bahsayang jelas harus dapa menyampaikan warta
secara tepat seperti apa yang dimaksudkan si pengirim warta. Bagi pihak yang
dituju, warat tidak mungkin disalahtafsirkan. Penyair Lloyd Frankenberg
mengatakan: “kejelasan adalah suatu kata nan indah”
Sebagai
pedoman untuk menyusun kalimat singkat ialah sedapatn – dapatnya kalimat itu
hanya memuat sebuah pokok pikiran saja. Kalau seseorang hendak memberitahukan
misalnya tentang cuaca terang dan angin tenang, sebaiknya dipakai 2 kalimat.
Janganlah dicampurkan dalam sebuah kalimat.
Kalimat
yang pendek kadang terdengar seperti kekanak – kanakan. Tetapi kalimat –
kalimat yang panjang samapi memuat 50 perkataan lebih juag belum tentu
kedewasaan pikiran.
Untuk
keperluan hubungan – hubungan dalam organisasi, lebih baik kalimat – kalimat
pendek sepertipikiran kanak – kanakan tapi dimengerti daripada kalimat –
kalimat orang dewasa yang panjang- panjang tetapi disalahtafsirkan.
Sebagai
pedoman untuk memilih kata – kata yagn sederhana hendaknya sedapat mungkin
dipakai kata – kata yang menunjukkan sesuatu yang nyata, misalnya tempat,
benda, atau perbuatan.
Seorang
ahli mengenai pemakaian bahasa yang jelas mengutip sebuah pedoman tentang kata
– kata sederhana, yaitu:
“Pilihlah
kata yan gdikenal umum daripada kata yang harus ducari artinya.
Pilihlah
kata yang dikenal nyata daripada kata yang yang dikenal abstrak.
Pilihlah
kata yang tunggal daripada sebuah keterangan panjang lebar.
Pilihlah
kata yang pendek daripada kata yang panjang.
Pilihlah
kata dalam bahasa sendiri daripada kata asing”.
Bab
III Penutup
3.1 Kesimpulam dan Saran
Bilamana
semua pokok tersebut diterapkan sungguh – sungguh dalam penulisan faktawi,
pastilah dapat dihasilkan sesuatu tulisan entah berupa sepucuk surat, sebuah
laporan, atau sesuatu warkat apapun yang mudah dimengerti, penuh daya tarik,
dan bercorak efektif untuk mencapai tujuan komunikasi perkantoran yagn
diharapkan.
Daftar
pustaka
The
Liang Gie, 1996, administrasi perkantoran
modern. JL. Jayengprawiran 21, 23 Yogyakarta 55112: Penerbit LIBERTY
YOGYAKARTA.